Bhineka satu
Image default
Idiologi

Analisis Gender dalam Pandangan Mansour Fakih

Mendiskusikan perihal gender merupakan persoalan yang tidak ada habisnya. Pasalnya, gender merupakan bagian dari entitas kehidupan yang akan ada selama manusia masih eksis di muka bumi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Inayah Rohmaniyah bahwa gender erat kaitannya dengan kehidupan sosial masyarakat yang akan membentuk struktur gender dalam masyarakat.

Konsep mengenai gender telah banyak menyita perhatian para ahli yang fokus kepada persoalan ini. Bahkan perdebatan ini, membawa kepada saling membantah dan menuduh terhadap beberapa konsep keilmuan yang dianggap menjadi penyebab hadirnya persoalan ketidakadilan gender.

Diferensiasi Amina Wadud dan Mansour Fakih
Selama ini, konsep yang membicarakan gender berfokus kepada bagaimana perempuan bisa mendapatkan tempat yang setara dengan laki-laki. Bagaimana perempuan agar tidak mendapatkan diskriminasi. Sebagaimana dahulu periode awal dan kedua lahirnya gerakan gender di Barat yang menyuarakan agar perempuan mendapatkan kesamaan dengan kaum laki-laki di segala kehidupan sosial.

Amina Wadud misalnya, menyoroti tafsiran agama mengenai perempuan, yang dianggapnya menlanggengkan subordinasi terhadap perempuan. Sehingga ia meminta agar penafsiran terhadap ayat dalam Kitab Suci direvisi agar sesuai dengan konteks zaman. Karl Marx yang menyoroti eksploitasi terhadap buruh yang juga bias gender.

Muncul berbagai pandangan mengenai kesetaraan gender ini. Misalkan datang dari kaum agamis yang menyatakan bahwa ajaran agama telah menempatkan perempuan di atas laki-laki; jadi tidak perlu lagi adanya tafsiran baru terhadap ayat dalam kitab suci. Padahal jika melihat praktiknya, justru praktik agama banyak yang bias gender.

Alasan munculnya gerakan feminis ini pada periode kedua dan ketiga, itu disebabkan karena kehidupan patriarki yang di dukung oleh legitimasi agama. Sehingga beberapa aktifis mencoba menyuarakan ini.

Berbeda dengan Mansour Fakih justru ia menawarkan konsep dengan sebutan analisis gender. sebagaimana dalam bukunya yang berjudul “Analisis Gender dan Transformasi sosial”. Menurutnya gender yang merupakan bagian dari kehidupan sosial, justru merupakan korban dari ketidakadilan yang dibuat oleh sistem itu sendiri. Mengapa laki-laki selalu dianggap, menguasai semua ranah publik itu disebabkan sistem yang dibuat lebih mengarah kepada subordinasi peran domestik.

Asman
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Media sosial: IG (asmanmerah16), FB (asman merah).

Menurut Mansour Fakih yang melihat seperti Karl Marx dengan teori kelas sosialnya, Gramsci, Louis Althusser mengkritik metodologi dan epistemologi positivism yang merupakan salah satu sumber ketidakadilan. Menurut mereka ilmu pengetahuan saat ini bisa dan telah menjadi alat untuk melangenggkan ketidakadilan.

Sehingga dari berbagai kritik dari ketidakadilan tersebut, ada satu analisis sosial yang mempertanyakan ketidakadilan tersebut pada aspek jenis kelamin yang belum disinggung oleh teori yang ada. Analisis tersebut sebagaimana Mansour Fakih menyebutnya dengan analisi gender, suatu analisis yang menjadi alat gerakan feminism.

Menurut Inayah Rohmaniyah gender merupakan konstruksi sosial yang masyarakat bangun, jadi selama itu gender merupakan hasil konstruksi sosial masyarakat, maka selama itu pula peran sosial masih bisa di pertukarkan. Sejalan dengan Dr. Inayah, Mansour Fakih justru menganggap bahwa ketidakadilan gender bukan hanya berada di wilayah domestik; namun sejak dulu telah merambah kepada ekonomi, subordinasi, streotipe dan beban kerja ganda bagi perempuan.

Empat Golongan Alasan Perempuan Menjadi Tertindas
Mansour Fakih membagi empat golongan alasan perempuan menjadi tertindas berdasarkan analisis gender.

Pertama adalah golongan liberal, menurut golongan ini mengapa perempuan mendapatkan ketidakadilan serta adanya keterbelakangan; hal ini disebabkan oleh kelemahan perempuan sendiri atas kebodohan dan dan sikap irasionalnya.

Kedua ialah golongan radikal penindasan perempuan adalah dominasi laki-laki atas penguasan fisik perempuan. Dimana laki-laki dianggap sebagai superior dari perempuan.

Ketiga ialah golongan Marxis penindasan perempuan disebabkan karena eksploitasi dalam hubungan produksi atau sistem kapitalisme yang membuat eksploitasi buruh perempuan.

Keempat ialah golongan sosialis, penindasan terhadap perempuan merupakan bersifat structural. Perempuan akan meraih kesamaan jika urusan domestic (rumah tangga) ditransformasikan menjadi industry sosial dan urusan menjaga serta mendidik anak menjadi urusan public.

Oleh karena itu, Gerakan feminism sejatinya menurut Mansour Fakih bukan alat pergerakan untuk melawan laki-laki, melainkan untuk melawan sistem sosial yang membuat ketidakadilan terjadi.

Tantangan dan Strategi Mendatang menurut Mansour Fakih
Analisis gender dalam pandangan Mansour Fakih merupakan sebuah konsep yang dijadikan sebagai alat untuk menganalisis berbagai persoalan ketidakadilan gender. Gender membutuhkan gerakan feminisme yang menjadi sebuah ideologi gerakan perempaun dalam melawan ketidakdilan struktur sosial yang terjadi di masyarakat.

Tantangan yang akan dihadapi mengenai gender ini akan berfokus kepada bagaimana tafsiran keagamaan yang patriarki dan bagaimana mendialogkan antara pengikut agama dengan isu gender.

Tantangan ini dianggap penting untuk dijawab sebab kedepan kita akan berhadapan dengan berbagai bentuk penindasan, baik itu dari otoritas kekuasan yang berdasarkan development ataupun otoritas agama yang memang penganutnya banyak yang salah kaprah terhadap gender tersebut.

Apa yang kemudian bisa kita lakukan dimasa datang? Menurt Mansour Fakih ada dua strategi yang bisa dilakukan.

Pertama, mengintegrasikan gender kepada seluruh kebijakandan program berbagai organisasi dan Lembaga pendidikan.

Kedua ialah strategi advokasi. Strategi ini tentunya, membutuhkan kolektifitas dari semua golongan, berkerjasama untuk menghilangkan ketidakadilan yang disebabkan oleh sistem.

Karena efektifitas gerakan sosial itu hanya bisa dilakukan jika bersama-sama (organisasi). Hal demikian juga pernah dikatakan oleh Pak Haedar Nasir bahwa untuk melakukan gerakan sosial, maka dapat dilakukan dengan organisasi.

Artikel Lainnya

Ideologi Pancasila di Era Milenial

bhineka satu

Warisan islam,pancasila dan indonesia

bhineka satu

Viral!! Vidio Abu Bakar Ba’asyir Mengakui Pancasila

bhineka satu